Waduk Tanjungan Wisata Waduk Tanjungan berada di wilayah Kecamatan Kemelagi, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Waduk ini memiliki panorama cukup indah, lantaran di kelilingi bebukitan. Selain menawarkan kesejukan di bawah rindangnya pepohonan, di kelilingi bebukitan kini, Waduk Tanjungan yang mempunyai luas kurang lebih mencapai 40 hektar dengan luas Waduk sebesar 19 hektar dan 21 hektar area hutan, pengunjung bisa menikmati wahana spot foto yang kekinian. Spot foto di sebar dibeberapa titik, di antaranya berada di bibir waduk dan bukit. Selain itu, tempat untuk berfoto juga diberi nama unik, salah satunya dermaga cinta dan MBB Bridge Tak hanya itu, beberapa ornamen seperti bola gantung, bunga, papan tulisan, dan topi caping yang memiliki beragam warna juga diletakan di lokasi selfi. Khusus untuk MBB Bridge, pengunjung dapat berswafoto dengan latar Waduk Tanjungan. Tak pelak, ini membuat pengunjung tampak antusias untuk berself
Dolan ke Pulau Lusi, Endapan Lumpur yang Kini Menjadi Destinasi
DOLAN JAWA TIMUR - Sobat DJT sudah pernah dengar pulau bernama Lusi? Ya, inilah pulau baru hasil endapan semburan lumpur di Kota Delta, Sidoarjo. Meski termasuk pendatang baru di kancah wisata Indonesia, Pulau Lusi telah dinobatkan menjadi destinasi terpopuler kedua di Indonesia pada Anugerah Pesona Indonesia (API) Award November 2019 lalu. Keren, bukan?
Pulau Lusi atau yang dikenal warga lokal dengan sebutan Pulau Sarinah merupakan hasil proses sedimentasi dari aliran lumpur, yang menyembur sejak empat belas tahun lalu. Diberikan langsung oleh Menteri Perikanan dan Kelautan saat itu, yakni Susi Pudjiastuti, nama Lusi merupakan akronim dari ‘Lumpur Sidoarjo’.
Memiliki luas sekitar 93,4 hektare, Pulau Lusi terletak di tengah-tengah Sungai Porong, perbatasan antara Pasuruan dan Sidoarjo yang berjarak sekitar 25 kilometer dari darat Tlocor, Desa Kedungpandan Jabon.
Pulau yang terbentuk dari hasil sedimentasi lumpur tersebut dicoba ditanami mangrove. Alhasil, mangrove tumbuh dengan baik di pulau endapan lumpur Sidoarjo tersebut sehingga saat ini hampir seluruh pulau tertutup oleh pohon mangrove.
Kini, Pulau Lusi dikelola oleh kelompok sadar wisata (pokdarwis) setempat dan bekerja sama dengan pemerintah daerah Sidoarjo untuk terus mengembangkan daerah, menjadi Kawasan Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPM). Dengan begitu, di masa yang akan datang, Sobat DJT bisa menikmati wisata sekaligus mengambil peran untuk belajar melestarikan bakau.
Perjalanan menuju Pulau Lusi membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit. Jauh dari kata membosankan, Sobat DJT akan menyusuri Sungai Porong yang mengalir searah dengan terbit dan tenggelamnya matahari. Kondisi tersebut membuat pemandangan menjadi lebih eksotis, terutama di pagi dan sore hari. Tak heran, salah satu aktivitas menyenangkan sepanjang wisata ini adalah menikmati sunset dan sunrise.
Di Pulau Lusi, Sobat DJT akan disuguhkan dengan pemandangan mangrove yang bergoyang lembut tertiup semilir angin pesisir. Di tengah pulau juga terdapat tanah lapang dan gazebo berhias pohon-pohon tinggi, sehingga suasana sejuk ini cocok untuk dijadikan tempat piknik bersama teman atau keluarga. Berhubung tidak ada yang berjualan, jadi harus bawa bekal sendiri, ya.
Hendak update? Tenang, kawasan Pulau Lusi sudah dilengkapi dengan jalan setapak aesthetic dan jembatan kayu yang tidak hanya nyaman dilalui tapi juga instagenic untuk foto-foto dan diunggah ke media sosial pribadi. Terdapat pula beberapa fasilitas lain di pulai ini, seperti speedboat, dermaga, jalan setapak, ruang pertemuan, rumah penjaga, musala, tandon air, toilet, dan fasilitas lainnya.
http://dolanjawatimur.blogspot.com
#pesonajawatimur
#dolanjawatimur
#wisatajawatimur
Komentar